Postingan

Menampilkan postingan dengan label experience

The Journey: Angin yang Romantis

Gambar
Halo! Saat mulai menulis ini, aku masih dalam keadaan tanpa sinyal di Pantai Ngetun, Gunung Kidul. Jam 3 pagi, gak bisa tidur gara-gara kafein kopi yang aku minum ada tenaga kudanya alias nampol banget. Aku simpan tulisan ini di di aplikasi pencatatat smartphone -ku, untuk diposting kemudian. Jadi, aku dan teman kuliahku mengawali tahun baruan dengan kepala berat karena dihantui UAS. "Apa itu libur?" Kata salah seorang dari kami. Lalu, tanggal 3 Januari kemarin adalah waktu untuk submit tugas penutup mata kuliah di semester ini. Aku sudah mulai menyusun rencana liburan untuk self reward setelah kerja keras garap UAS. Gayung bersambut, Rifat kirim woro-woro open trip camping di pantai. Tanpa pertimbangan yang makan waktu lama, aku pun konfirmasi kalau mau join tripnya. Terakhir aku beach camp udah lama banget soalnyaa, kalo nggak salah 8 tahun yang lalu. Rasanya aku harus (kembali) menceritakan dan mengabadikan  perjalananku lewat tulisan. Aku bingung harus menceritakan apa...

The Journey : Terima Kasih Celebes!

Gambar
  Menara Iqra Unismuh Makassar "Jong Celebes adalah nama organisasi pemuda di Sulawesi yang turut serta dalam prosesi Sumpah Pemuda. Jong Celebes didirikan pada tanggal 25 April 1919, dengan tujuan mempererat rasa persatuan dan tali persaudaraan antarpelajar dari Sulawesi." (Sumber : Kompas.com ) Nama Celebes pertama kalinya menarik perhatianku saat guruku membahas Sumpah Pemuda di pelajaran IPS waktu SD dulu. Nama Celebes itu yang paling asing kalau dibandingkan yang lainnya. Setelah itu aku akhirnya tau kalau Celebes adalah nama lain dari Sulawesi. Pembahasan Jong celebes ini jadi trigger point yang bikin aku akhirnya punya obsesi khusus sama Sulawesi. Sebelumnya, Ibu pernah cerita kalo ada kawannya yang rumahnya di Sulawesi. "Sulawesi itu ini, jauh banget kalo dari Lampung" kata Ibu sambil nunjukin lokasi pulau Sulawesi di peta. Tapi, menginjakkan kaki di Tanah Sulawesi selama bertahun-tahun hanya sebatas mimpi buatku. Cuma sekadar sampai di pertanyaan angan-...

The Journey : 3 Hari 4 Kamar

Gambar
    Pic : Aulia   Halo! Ini tulisan pertamaku setelah resmi diwisuda menjadi seorang sarjana Kembali lagi di segmen The Journey. Lapak spesial tempat dimana Nadiya suka pamer cerita perjalanannya. Semoga kalian gak benci aku karena ini yaa.  Tanggal 19 Maret 2022 aku resmi lepas dari tanggung jawab jadi donatur kampus. Aku lulus! Tapi tenang, postingan ini bukan untuk flexing soal pencapaianku mendapatkan gelar sarjana. Tulisan ini mengabadikan perjalanan yang terlaksana justru setelah aku wisuda. Satu dari sekian banyak perjalan hebat dalam hidupku, aku alami tepat setelah wisuda. Iya, perjalanan ini kejadiannya tepat setelah wisuda. Pagi hari aku rampung seremoni, sore harinya aku berangkat ke Tanggamus bareng Aul dan tiga temanku yang lain. Waktu tempuh Bandarlampung-Tanggamus kurang lebih dua jam kami lalui dengan mengendarai sepeda motor. Aku bareng aul, yang bertiga di atas motor mereka. Kamar pertama adalah kamar rumahku dimana aku berangkat dan pamitan untuk...

365/365 of 2021

Gambar
Hari ini, 28 Jumadil Awal 1443 atau bertepatan dengan 1 Januari 2022 jadi momen pas untuk membagikan 2021 recap . Karena aku gak pandai melakukan dokumentasi dalam bentuk foto atau pun video, jadi aku bakalan abadikan cerita 2021 ini dalam bentuk jejak digital aja.  Foto bersama Bapak pasca sidang leg pertama Masih terbayang jelas di kepala betapa "kaget"nya kita ketika berhadapan dengan Covid-19 di tahun 2020. Semua orang melakukan shifting di semua lini kehidupan. Kita mengenalnya dengan normal baru. Tahun 2021 itu bisa dibilang masa-masa bangkit buat kita semua, juga jadi tahun yang paling penuh dengan warna warni suka duka. Buat aku dan juga buat semua orang. Jujur aja, sampai akhirnya akhirnya aku berhasil menyentuh hari pertama tahun 2022 itu rasanya kayak mimpi. Ini beneran, I'm still wondering that is it a really new year? Is it true that I've been succesfully live trough 2020 and 2021? Aku ingin mengenang betapa kejadian di 2021 betul-betul memorable da...

Aku Mau Cerita Tentang Hari Ini

Gambar
Hati-hati! Ini konten pamer!  Beberapa hari yang lalu, aku tuntas menyelesaikan tugas buat jadi bagian dari pelaksanaan Darul Arqom Madya di Lampung Selatan. Aku dan teman-teman instruktur sudah selesai menjalankan satu lagi paketan proses yang dianugerahkan Tuhan untuk memaksa hamba-Nya terus belajar. Aku merasa perlu untuk menuliskan ini disini bukan tanpa tujuan. Atas semua hal yang pernah aku lewati, bakalan sayang banget kalau dibiarkan menguap begitu saja tanpa diabadikan. Selain itu, alasan yang sering sekali aku pakai adalah aku takut di masa depan nanti, saat aku tua dan pikun aku gagal mengingat kenangan yang terjadi hari ini.  Tapi kalau boleh jujur, terlalu banyak memori yang muncul secara abstrak di kepalaku sekarang. Sampe aku bingung harus menceritakan mulai darimana. Ini serius, padahal kalau dibilang terlalu banyak momen yang dihabiskan bersama juga gak bisa dibenarkan karena yang terjadi sebetulnya ya itu itu aja. Tapi yang "itu-itu aja" itulah justru bagian...

Untuk Maple

Gambar
Sumber : Background photo created by Dragana_Gordic - www.freepik.com ">Freepik   Sebagai pembuka, aku mau bertanya dulu. Apa yang pertama kali muncul dalam benakmu ketika melihat daun yang berwarna oranye dan memiliki bentuk unik itu? Atau adakah dari kalian yang belum pernah sama kali melihat daun itu? Buat aku, daun maple mengingatkan aku pada 2 hal : nama tempat dan nama orang.  Pertama kali mengenal daun maple adalah saat aku menyelesaikan membaca novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi. Jujur, aku sudah lupa isi cerita buku itu, bahkan saat coba buka sinopsisnya di internet pun aku gak bisa mengingat apa yang terjadi pada si tokoh Alif. Satu-satunya yang aku ingat hanya informasi bahwa daun maple merupakan daun yang ada di bendera negara Kanada. Sejak saat itu, setiap melihat daun ini otak aku langsung otomatis merelasikan ke negara Kanada. Maple is Canada, Canada is maple. Kira-kira begitu. Kisah daun maple dari novel Ahmad Fuadi ini hanya satu dari sekian banyak hal yang...

Aku Positif Covid! (Part 2-habis)

Gambar
Halo! Postingan ini masih lanjutan dari yang sebelumnya. Di tulisan pertama, isinya soal apa yang aku rasakan dan apa yang aku lakukan. Di bagian ini aku akan menceritakan hal-hal yang paling aku syukuri selama positif covid dan isolasi mandiri juga sedikit cerita tentang bagaimana bersyukur bisa jadi salah satu coping mechanism buat aku. Btw, tanggal 11 Agustus kemarin aku sudah swab antigen dan hasilnya negatif. Senang sekali! Aku mau ceritakan dulu hal-hal apa yang aku syukuri setelah dinyatakan positif covid. Meskipun pada dasarnya aku paling bisa berbaik sangka bahkan pada kondisi terburuk sekalipun, tapi kalau dituliskan akan jadi lebih meaningful lagi. Selain itu, hal-hal yang aku sebutkan di bawah adalah hal-hal yang memang once in a blue moon (cari sendiri yaa artinya di Google wkwk).  akhirnya bisa berjemur dengan benar hehe 1. Aku positif covid setelah menyelesaikan cucian baju aku yang jumlahnya tiga ember itu. Bayangkan kalau aku harus isolasi dan gak punya baju apapun...

Aku Positif Covid! (Part 1)

Gambar
Halo semuanya! Tanggal 1 Agustus malam, aku melakukan swab antigen dan hasilnya dinyatakan bahwa aku positif. Sebetulnya nggak heran karena aku abis melakukan perjalanan selama berhari-hari dan dua dari tiga lokasi yang aku kunjungi adalah zona merah. Lalu, beberapa hari yang lalu aku berkonsultasi bareng psikolog untuk mendapatkan dukungan psikososial. Alasan aku merasa perlu dukungan psikososial adalah fakta bahwa aku positif covid cukup mengganggu pikiranku dan fakta bahwa aku tidak berani mengungkapkan ini kepada orang terdekatku membuat aku memutuskan bahwa aku butuh bantuan professional. Aku juga sampaikan kepada psikologku, aku mungkin bisa menghilangkan perasaan ini, tapi aku butuh bantuan untuk mempercepatnya. Sebagai tindak lanjut dari sesi konsultasi, aku dapet tugas untuk menuliskan beberapa hal: (1) yang sedang dirasakan, (2) yang sudah dilakukan untuk mengurangi perasaan tersebut, (3) efek yang dirasakan setelahnya, (4) hal yang disyukuri. Tapi karena buku agendaku baru s...

Perjalanan ke Utara

Gambar
Tugu Payan Mas, ikon Kotabumi Terlahir jadi manusia biasa membuat aku harus meninggalkan sesuatu yang bisa jadi tanda keberadaanku setelah aku mati nanti. Alasan yang selalu jadi  force majeur  atas hal-hal yang aku simpan dalam tulisan adalah : aku ingin abadi. Dan pilihan paling mudahnya adalah meninggalkan cerita dari setiap kejadian. Termasuk tulisan yang sentimentil ini. Jangan sampai nggak terabadikan deh pokoknya. ... Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah,  Ikhlas beramal dalam bakti Gemilang sinar surya,  Menyinari fajar harapan ... (Kotabumi, Maret 2021) Jadi, sampai hari ini potongan Hymne IMM masih sangat terasa mengharukan saat dinyanyikan. Liriknya jadi saksi perjalanan yang aku tidak pernah sangka akan aku temui dalam hidupku. Ketika upacara penutupan kegiatan, air mata kami para instruktur (dan beberapa peserta) nggak bisa ditahan lajunya. Kalimat "ikhlas beramal dalam bakti" betul-betul menjadi puncak sihir yang menimbulkan perasaan magis. Membuat k...

Untuk Sakura

Gambar
Tempat sampah di Jepang Jam 17.43 WIB di Lampung Selatan saat aku menulis ini Tadi pagi, ada status isi salju lewat di aplikasi Whatsappku. Datangnya dari status Mbak Ummu, salah satu seniorku di UKM Tapak Suci yang sekarang sedang menempuh studi doktoral di NAIST (Nara Institute of Science and Technology). Kondisi hujan membuat efek dinginnya salju bisa dirasakan langsung. I feel the temperature, I feel the excitement dari bagaimana Mbak Ummu bersuara lewat video dan bagaimana Mbak Ummu dan temen-teman langsung turun ke bawah menyambut turunnya salju. Btw, salju kali ini spesial katanya, karena ini adalah salju tebal pertama di NAIST setelah yang terakhir ada di tahun 2012.  Tujuan nulis ini cuma buat mengisi waktu sambil menunggu Maghrib aja sii hehe. Intinya ini adalah kilas balik sedikit memori yang pernah aku lewati bareng Mbak Ummu (btw, aku ndak tau how to spell her name correctly). Selain itu, aku butuh pencitraan di hadapan Google. Aku juga ada tulisan yang dipost lhoo, wa...

Untuk Sisna

Gambar
Kudus yang dijuluki Kota Kretek sepertinya memang dilahirkan spesial. Ceritanya bermula ketika sekolah dasar aku belajar IPS dan salah satu bahasannya adalah masjid yang memiliki arsitektur menyerupai candi. There is a sparkling joy when I heard the story. Sampai akhirnya belasan tahun kemudian, aku ditakdirkan menginjakkan kakiku di Tanah Kudus. Bagi seorang pejalan sepertiku, jarang sekali menjadikan destinasi sebagai daya tarik utama. Tapi Kudus berbeda. Ada sesuatu yang magis menyusup masuk ke rongga dada ketika menyadari aku ada di tanah yang masjidnya aku kagumi bertahun tahun yang lalu. Tapii kali ini bukan Kudus yang akan aku bahas. Mungkin lain waktu.  Tulisan ini buat Sisna, gadis Jepara (dulunya) tapi kuliah dan berorganisasi di Kudus. Sepuluh hari yang lalu Sisna melangsungkan pernikahan dengan lelaki yang-bisa jadi dia tidak sadar-ditunggu selama ini. Jadi aku bermaksud memberi ucapan selamat yang agak panjang sebagai pengganti kehadiranku. Ah mungkin juga ini bukan uc...

Untuk Isna

Gambar
Aku, Isna dan IMM is a complementary relation.  Tidak lengkap kalau kehilangan satu sama lain. Pertemuan pertama kita adalah Januari 2 tahun yang lalu. Berarti hari ini, sudah hampir 3 tahun aku kenal Isna.  Masih jelas di kepala, obrolan pertama aku dan Isna adalah di warmindo dekat lokasi pengkaderan kita dulu. Entah disengaja atau tidak, pembicaraan kami saat itu mengalir saja. Lancar sekali seperti sudah lama kenal. Aku tidak pernah menyesali takdir Tuhan yang menyuratkan pertemuan kami di hari itu. Karena hingga berminggu dan berbulan bulan kemudian obrolan seperti itu selalu hadir di antara kita. Selalu asik dan menyenangkan. Pernyataan di kalimat pertama postingan ini harusnya bisa menjelaskan semuanya. Tapi tetap butuh aku perjelas rasanya. Jika aku dan isna adalah dua entitas yang berbeda, maka IMM adalah penghubungnya. Sudah lebih dari 1000 hari sejak aku dan Isna bertemu pertamakali, dan sudah berbagai macam hal mencoba memutus hubungan aku dan isna. Tapi IMM selalu...

Aku dan Buku

Gambar
"Ketika nanti ada yang melamar, aku maunya dibawain seserahan apa ya?"   Sempat terlintas di kepala pertanyaan semacam itu. Maklum, usia hampir masuk seperempat abad, dimana pertanyaan-pertanyaan "kapan nikah" sudah akrab sekali di telinga. Lalu bermunculanlah berbagai macam bentuk perhiasan dan aneka rupa benda yang lazim dibawa untuk seserahan. Tapi kok ternyata nggak ada yang cocok yaa. Cincin, kalung, seperangkat make up atau skin care, pakaian dan lainnya memang menggoda. Namun, kalau kata Marie Kondo semua benda-benda itu ndak menimbulkan "sparkling joy". Sempat bertanya tanya juga ke diri sendiri : terus aku tu maunya apa?   Sampai akhirnya, jawaban pertanyaan itu adalah buku. Tumpukan kertas yang disatukan dan nggak membuat cantik serta mulus itu malah jadi hadiah yang paling aku inginkan. Jadi, lahir di tengah keluarga yang mengedepankan pendidikan membuat aku hari ini merasa punya privilege. Yaa meskipun tidak berbentuk materi, ternyata suka memb...