The Journey : Terima Kasih Celebes!

 
Menara Iqra Unismuh Makassar

"Jong Celebes adalah nama organisasi pemuda di Sulawesi yang turut serta dalam prosesi Sumpah Pemuda. Jong Celebes didirikan pada tanggal 25 April 1919, dengan tujuan mempererat rasa persatuan dan tali persaudaraan antarpelajar dari Sulawesi." (Sumber : Kompas.com)

Nama Celebes pertama kalinya menarik perhatianku saat guruku membahas Sumpah Pemuda di pelajaran IPS waktu SD dulu. Nama Celebes itu yang paling asing kalau dibandingkan yang lainnya. Setelah itu aku akhirnya tau kalau Celebes adalah nama lain dari Sulawesi.

Pembahasan Jong celebes ini jadi trigger point yang bikin aku akhirnya punya obsesi khusus sama Sulawesi. Sebelumnya, Ibu pernah cerita kalo ada kawannya yang rumahnya di Sulawesi. "Sulawesi itu ini, jauh banget kalo dari Lampung" kata Ibu sambil nunjukin lokasi pulau Sulawesi di peta. Tapi, menginjakkan kaki di Tanah Sulawesi selama bertahun-tahun hanya sebatas mimpi buatku. Cuma sekadar sampai di pertanyaan angan-angan "kapan ya aku bisa main ke Sulawesi?" Lebih parah lagi, aku bahkan sudah siap kalau-kalau seumur hidupku aku sama sekali gak pernah main ke Sulawesi.

View lantai 7 Menara Iqra

Siapa sangka, angan-angan soal Sulawesi ternyata terwujud bertahun-tahun kemudian. Setelah aku sempat lupa kalau aku pernah punya mimpi dan obsesi dengan pulau berbentuk huruf K ini. Dalam dua tahun terakhir, aku sudah dua kali menginjakkan kaki di Sulawesi. Di tahun 2021 ke Kendari untuk Muktamar, dan tahun ini gantian ke Makassar buat ikut perkaderan paripurna IMM. Ini jadi pengingat buat aku bahwa kita nggak pernah tau kapan Tuhan akan mengabulkan permintaan kita. 

Melalui tulisan ini aku cuma mau membagikan hikmah yang aku dapat dari perjalanan keduaku ke Sulawesi.

Pagi di Bulukumba

Pertama, perjalanan adalah momen menemukan bahwa orang-orang baik masih banyak di bumi ini. Setelah banyak melakukan perjalanan, aku jadi mudah sekali tersentuh dengan kebaikan yang dilakukan orang asing kepadadaku. Sesederhana pengemudi truk yang bersedia menghentikan kendaraannya dan mempersilakan aku nyebrang duluan atau pedagang gorengan yang kasih arahan waktu aku bingung cari jalan. Rekan organisasiku pernah menyampaikan kalau kindness is the best communication. And it really works!

Kedua, perkara cari ilmu tu gak pernah mudah. Aku sekalian curhat si wkwk. Kedatangan aku ke Makassar tu untuk hadir di forum diskusi bareng peserta se-Indonesia. Mereka semua keren banget, sampe ada di satu hari aku betul-betul gak yakin sama diriku sendiri. I cannot handle my insecurities. Lalu, lagi-lagi sebuah nasihat memaksa aku untuk bertahan-atau setidaknya gak pergi dari arena perjuangan. Pesan itu adalah : seeking knowledge is painful. It is a cure for our painful ignorance

Pantai di Tanjung Bira

Ketiga, soal mimpi itu tugas kita, yang mengabulkan itu tugas Allah. Lalu, urusan mengabulkan mimpi itu memang tugas Allah, tapi urusan yakin kalau mimpi itu akan dikabulkan oleh Allah, itu tugas kita. Terakhir, semoga apa-apa yang kalian impikan dikabulkan Allah. Jika pun tidak, yakin saja sesuatu yang lebih baik menunggu di depan sana.

Keempat, aku ulang tahun hari ini. Hadiahnya adalah, aku merayakan hari jadiku di negeri yang aku impi impikan sejak bertahun-tahun yang lalu. Di Tanah Celebes, negeri para Daeng. Menyusuri Makassar di malam hari, menyambut pagi di Bulukumba, dan menikmati senja di Bantaeng. A perfect gift!


Senja Pantai Seruni

Sekian dulu cerita aku hari ini. Esok hari atau kapan-kapan kita cerita lagi yaa. Jangan lupa bahagia!

Bantaeng, 18 Agustus 2022 pukul 20:17 WITA

Ditulis di kedai pinggir Pantai Seruni

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2023: Final Review

Kubangan

Aku dan Buku