365/365 of 2021

Hari ini, 28 Jumadil Awal 1443 atau bertepatan dengan 1 Januari 2022 jadi momen pas untuk membagikan 2021 recap. Karena aku gak pandai melakukan dokumentasi dalam bentuk foto atau pun video, jadi aku bakalan abadikan cerita 2021 ini dalam bentuk jejak digital aja. 

Foto bersama Bapak pasca sidang leg pertama

Masih terbayang jelas di kepala betapa "kaget"nya kita ketika berhadapan dengan Covid-19 di tahun 2020. Semua orang melakukan shifting di semua lini kehidupan. Kita mengenalnya dengan normal baru. Tahun 2021 itu bisa dibilang masa-masa bangkit buat kita semua, juga jadi tahun yang paling penuh dengan warna warni suka duka. Buat aku dan juga buat semua orang. Jujur aja, sampai akhirnya akhirnya aku berhasil menyentuh hari pertama tahun 2022 itu rasanya kayak mimpi. Ini beneran, I'm still wondering that is it a really new year? Is it true that I've been succesfully live trough 2020 and 2021?

Aku ingin mengenang betapa kejadian di 2021 betul-betul memorable dan sayang untuk dilupakan. Baik kejadian yang menyenangkan atau mengiris hati, aku menolak lupa. Mulai dari tragedi Sriwijaya Air di bulan januari yang "terbang menuju surga" sebagai pembuka tahun dan KRI Nanggala-402 di bulan April yang harus kita ikhlaskan pelayarannya untuk "on eternal patrol". Pada bulan Juni, kasus positif Covid-19 menyentuh angka 15.308 dalam sehari (Sumber : @Folkative). Berita kematian hampir setiap hari muncul di berita-berita. Duka Indonesia sangat dalam saat itu.

Selain berita sedih, ada berita-berita baik yang saking bahagianya juga bikin menangis haru. Kemenangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di kategori ganda putri Bulutangkis pada Olimpiade Tokyo bulan Agustus 2021 jadi kado indah pertama di 2021, dilanjutkan kemenangan tim Thomas Cup Indonesia yang bertanding di Denmark. Tim Indonesia mengalahkan China dan berhasil merebut gelar juara setelah 19 tahun lamanya. Betapa bangganya aku! 

Lorenza, aku, dan Power Rangers swafoto di depan rumah Lorenza

Sebetulnya hitting point dari tulisan ini adalah cerita di pekan terakhir bulan Desember. Lima hari spesial yang menutup 2021 dengan begitu sempurna!

27 Desember 2021

Hari ini Viola Seminar Hasil. Menyelesaikan 2/3 tahapan menuju gelar sarjana. Malamnya, ada tamu dari IMM Unila. Setelah itu, aku, Aulia, dan Nadila iseng ngewarnain rambut sampe tengah malem. Random banget, tapi worth it buat stress release buat aku yang lagi panik mau sidang akhir skripsi.

28 Desember 2021

H-1 sidang skripsi! Hari ini diisi dengan hectic ngurus administrasi di kampus. Tapi ternyata hectic-nya alhamdulillah bisa jadi tombo grogi menjelang sidang. Dan aku bahagia banget ternyata staff prodi yang selama ini aku hubungi hanya lewat Whatsapp, di dunia nyata geraknya sat set dan helpful banget selama ngelayanin aku. Hari ini juga Power Rangers-ku malah lebih dari helpful buat bantuin persiapan besok hari.

29 Desember 2021

Jadwal sidang skripsi aku di jam 10 berjalan lancar sekali. Akhirnya, aku bisa sidang akhir setelah melalui belasan semester. Walaupun, sebenernya hari ini belum resmi rampung sidang karena masih ada satu dosen yang berhalangan hadir dan besok aku harus menghadap beliau untuk ujian one on one baru bisa dikatakan resmi unofficially sarjana. 

Malam harinya, bertepatan dengan laga final Piala AFF leg pertama antara timnas Indonesia dan timnas Malaysia. Kebetulan ada tamu lagi dari TAPAK SUCI Unila dan ada juga Power Rangers (Adellia, Aulia, Nadila, Olya, dan Viola) datang ke rumah. Aku akhirnya berinisiatif buat bikin nonton bareng di rumah untuk merayakan dua perang yang terjadi di hari ini : skripsi dan sepak bola.

Suasana nonton bareng leg 1 final AFF

30 Desember 2021

Pagiku berjalan normal. Belum sepenuhnya lega karena masih harus ujian akripsi dengan satu dosen. Tapi sudah jauh lebih lega dari sebelumnya. Alhamdulillah!

Hari ini juga aku dan Power Rangers berangkat buat Trip Tanggamus sebagai penutup 2021. Destinasi hari ini : Pemandian Way Bekhak dan rumah Olya di Talang Padang lalu diakhiri dengan bermalam di rumah Loren di Gisting. Perjalanan kami harusnya dibarengi sama dua personel lagi (Amel dan Adel) tapi mereka berdua belum bisa membersamai. Semoga bisa di lain waktu yaa. 

Senang sekali akhirnya bisa merasakan perjalanan jauh pake roda dua lagi. Rasanya sudah lama sekali. Pasca Covid-19 menyerang, belum pernah aku melakukan perjalanan sejauh ini sebelumnya. Pernah gak si kalian merasa kalau diri kalian keren? Aku pernah, tepat ketika melihat ke kaca, dan ada bayanganku disana lengkap dengan jaket, waist bag, dan masker : siap motoran jauh, disitulah aku merasa kalau diriku keren.

Hari ini ditutup dengan tidur cepat karena kita semua terlalu lelah setelah terlalu asik berenang di Way Bekhak. Maaf ya Loren, kami betul-betul cuma numpang tidur di rumah kamu.

Pemandian Way Bekhak

31 Desember 2021

Agenda hari ini kita pergi Kotaagung Pusat buat makan iwan (bakso ikan khas daerah setempat). Setelahnya, melanjutkan perjalanan ke Desa Negara Batin di Kotaagung Barat. Main dan silaturahmi ke rumah Ibu Ris, salah satu orang penting ketika dulu aku KKN di tahun 2018. Sebetulnya, selain ke Way Bekhak kita tu gak punye ide harus kemana. Jadilah saat di rumah Loren harus diskusi ulang buar re-arrange itinerary kita selama sehari disini. 

Setelah selesai temu kangen bareng Bu Ris, Pak Hijazi dan Atuk, kita transit sebentar ke rumah Loren buat ambil barang kita yang masih ditinggal disana dan langsung berangkat melanjutkan perjalanan pulang. Mampir lagi ke rumah Olya, buat ambil baju basah yang kemarin buat berenang. Kita putuskan buat ditinggal dan diambil waktu perjalanan pulang, biar nggak berat.

Dari rumah Olya, kita memutuskan untuk transit dan bermalam lagi di rumah Viola di Gadingrejo. Aku rasa ini keputusan terbaik untuk istirahat sejenak melihat keadaan jalan juga sangat ramai karena sepertinya orang-orang ingin merayakan tahun baruan. 

Esok harinya, kami bangun tidur di tahun 2022. Tahun ini, sholat shubuh pertamaku, makan nasi uduk pertamaku, tawa pertamaku, buka Instagram pertamaku, semuanya dilakukan di rumah Viola. Perjalanan pulang Bandarlampung-Gadingrejo rasanya jadi cepat sekali karena hatiku buncah dengan kebahagiaan.

Sampai cerita ini selesai ditulis, aku masih ingat betul betapa 2021 tidak akan pernah menjadi tahun yang biasa-biasa saja. 

Salam sayang,

Nadiya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2023: Final Review

Kubangan

Aku dan Buku