Aku Mau Cerita Tentang Hari Ini


Hati-hati! Ini konten pamer! 

Beberapa hari yang lalu, aku tuntas menyelesaikan tugas buat jadi bagian dari pelaksanaan Darul Arqom Madya di Lampung Selatan. Aku dan teman-teman instruktur sudah selesai menjalankan satu lagi paketan proses yang dianugerahkan Tuhan untuk memaksa hamba-Nya terus belajar.

Aku merasa perlu untuk menuliskan ini disini bukan tanpa tujuan. Atas semua hal yang pernah aku lewati, bakalan sayang banget kalau dibiarkan menguap begitu saja tanpa diabadikan. Selain itu, alasan yang sering sekali aku pakai adalah aku takut di masa depan nanti, saat aku tua dan pikun aku gagal mengingat kenangan yang terjadi hari ini. 

Tapi kalau boleh jujur, terlalu banyak memori yang muncul secara abstrak di kepalaku sekarang. Sampe aku bingung harus menceritakan mulai darimana. Ini serius, padahal kalau dibilang terlalu banyak momen yang dihabiskan bersama juga gak bisa dibenarkan karena yang terjadi sebetulnya ya itu itu aja. Tapi yang "itu-itu aja" itulah justru bagian spesialnya urusan kami.

Aku akan mengawali dengan menyebut nama-nama pendahulu yang jadi titik awal semua proses ini. Di instruktur, aku melewati fase Instruktur Dasar dulu sampai akhirnya bisa jadi bagian di Instruktur Madya. Di Instruktur Dasar aku punya : Isna Malahayati, M. Amin Fauzi, Ahmad Ali Mustofa, dan Ferdinan Arta Wijaya. Tanpa mereka, aku tidak yakin bisa tumbuh sampai setinggi ini.
 

Aku tidak boleh lupa rangkaian waktu ini...

LIM DPD IMM Lampung (27-31 Desember 2019)

Adalah momen pertama pertemuan kami. Beberapa dari kami sudah pernah bertemu, tapi aku tidak menyangka akan kembali bertemu di momen ini. Kehadiran kami saat itu sungguh tidak sepenuh hati, tapi kami memaksa diri menyelesaikan prosesnya. Yang aku rasakan ketika berangkat dulu itu seperti diminta menggenggam dunia : menggiurkan, tapi berat sekali.

Serampungnya proses perkaderan, kita sempat "terpisah" beberapa bulan lamanya karena pandemi menyambut tepat tiga bulan setelahnya. Tak terhindarkan dan tak ada yang bisa menghentikan. Semua orang menggunakan mode normal baru di hidupnya, termasuk kami. Coba bayangkan, kami baru saja keluar dari pelatihan dan resmi menjadi sebuah tim, belum sempat mengenal satu sama lain lebih dalam tapi sudah dipaksa menjadi solid secara virtual. Berat sekali rasanya. Sungguh berat. 

Tapi hari ini, cerita di atas sering sekali kami bahas sebagai lelucon setiap kesempatan bertemu. Bukan untuk jual kisah, tapi sebagai ungkapan syukur dan menolak lupa bahwa kami pernah ogah-ogahan massal hahaha. Tapi dari titik ogah-ogahan itulah kemudian sepanjang yang aku ingat kami terus bertumbuh. Berkesalingan meningkatkan kapasitas diri dan kapasitas bersama. Aku banyak bertumbuh, kami pun banyak bertumbuh. 

melipir ke pantai

LID PC IMM Kota Metro (8-10 Oktober 2020)

Ini adalah starting point kami memulai marathon perkaderan sebagai tim. Tidak banyak yang bisa aku ceritakan karena aku gak banyak sumbang ide dan tenaga disini. Eh tetep banyak ding hehe.

Waktu itu aku cuma sekali ikut rapat waktu perumusan materi di rumah salah satu senior IMM Metro. Tapi, saat itu adalah untuk pertama kalinya aku rapat perkaderan ke luar kota. Untuk pertama kalinya rapat perkaderan bareng orang-orang yang aku belum terlalu kenal. Untuk pertama kalinya aku rapat perkaderan sebagai instruktur madya. Aku tidak boleh lupa. Yang saat itu bertugas jadi MoT si Jefri, dibantu Mbak Sarwendah, Mas Erik, dan Iva sebagai perangkatnya.

DAM PC IMM Pringsewu (12-15 November 2020)

Tugas kedua, tapi jadi momen pertama aku kontribusi penuh di perkaderan. Boleh percaya boleh tidak, aku masih sering tidak menyangka aku bisa di tahap ini. Di tugas kedua ini yang tugas jadi MoT itu Kak Amin, diperangkati sama aku, Mas Erik, Fresi, Karina, Ali, dan Mas Rahmat. Kecuali Mas Erik dan Mas Rahmat, kami semua baru pertama kali handling perkaderan madya.

Lagi-lagi, kami terus tumbuh setiap kali bertugas. Kami banyak sekali belajar dan menemukan hal baru yang sebelumnya belum pernah kami (khususnya aku) ketahui. Kesempatan belajar adalah emas, dan kesempatan menyadari ketidaktahuan adalah berlian.   

DAM PC IMM Kota Metro (6-10 Januari 2021)

Tugas ketiga, tapi ini momen pertamaku dianugerahi kesempatan jadi MoT. I'm trully blessed, dibantu Kak Amin, Iva, Ali, Teguh, dan Mas Calits. Nggak pernah dibayangkan sebelumnya, aku yang bahkan untuk mengambil keputusan saja payah banget, harus mengepalai orang-orang hebat seperti mereka. Grogi banget! 

Di momen ini aku makin sadar betapa bodoh dan lemahnya aku kalau tanpa kehadiran tim instruktur madya. Juga betapa jauhnya aku dari kata cukup untuk belajar apa saja dan dari mana saja. Juga betapa perjalanan untuk jadi lebih baik adalah proses yang seringkali menakutkan, tapi mau gak mau harus dijalani. Juga betapa aku selama ini terlalu angkuh dan lupa bahwa kita hanya bagian kecil dari semesta.

Oiya, di DAM Metro ini kami mulai menerapkan konsep paperless dalam perkaderan. Dimana perangkat dan instrumen pendukungnya kita alihkan dari bentuk lembaran kertas jadi bentuk digital. We totally learn a lot!

DAM PC IMM Lampung Utara (10-14 Maret 2021)

Disini, jadi momen pertama kami handling perkaderan nasional. Sebetulnya aku hadir cuma di momen terakhir doang, jadi vibenya gak begitu terasa. Tapi aku melihat Kak Amin yang untuk kedua kalinya jadi MoT diperangkati Jefri, Ali, Teguh, Mas Rahmat, Iva dan Karina menjadi komposisi tim yang lebih solid. Mereka semua, kami semua, sudah makin tumbuh dan akan terus tumbuh.

Saat itu, aku dapet job yang bisa aku handle dari jauh dan pasti beres meski pun tidak hadir penuh. Jadi, kedatanganku ke lokasi mungkin penting nggak penting.  Tapi aku tetap merasa harus datang. Benar saja, aku sama sekali tidak menyesal setiap kali harus bertatap muka dan menghabiskan banyak waktu bersama guru kehidupanku. Iya, mereka semua guru kehidupanku. Nanti, di waktu lain akan aku ceritakan apa-apa saja yang aku pelajari dari semua pertemuan ini.

Tim DAMNAS Lampung Selatan

DAM PC IMM Lampung Selatan (30 September-5 Oktober 2021)

Ini adalah momen paling baru, juga jadi momen paling haru buatku. Kami bertemu lagi setelah berpisah berbulan-bulan lamanya. Spesialnya lagi, meski pun tetep ada beberapa yang nggak bisa membersamai, tapi kali ini adalah formasi terbanyak kami dari semua perkaderan yang sudah kami lalui. Jefri kembali bertugas jadi MoT, dibantu Mas Erik, Kak Amin, Mas Calits, Ali, Fresi, Iva, Karina dan aku.

Saat bertemu dengan mereka semua, aku menyadari kalau aku memang serindu itu. Banyak sekali cerita yang sudah aku lewatkan selama ini. Aku betul-betul menghikmati setiap waktu yang berputar di saat itu. Merekam semua hal dengan seksama, memastikan tidak ada yang terlewat. Berkata pada diri sendiri : lima atau sepuluh tahun lagi jangan lupa untuk menoleh sebentar ke belakang dan lihat kamu pernah punya masa yang terlalu indah untuk dilupakan. Kamu pernah punya kesempatan mengenal manusia-manusia hebat yang ditakdirkan Tuhan untuk jadi tempat belajar paling nyaman.

Sebagai penutup, jika masing-masing kami adalah nakhoda, maka kami harus bertanggungjawab atas mahligai yang berlayar menembus samudera. Kami yakin akan menemukan mercusuar yang memberi petunjuk pada dermaga mana kami harus bersandar. Kami yakin akan ada angin yang memberi tahu kami kapan harus melambat atau menggunakan knot maksimal. Jika dan hanya jika dermaga kami adalah ombak, maka tidak ada kuasa selain atas uluran tanganNya

Salam sayang,
Nadiya

Komentar

  1. Terimakasih juga sudah menjadi guru kehidupanku. Bersama kalian membuat pikiranku jauh lebih terbuka. Sayang kaliaan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

2023: Final Review

Kubangan

Aku dan Buku