Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Untuk Sisna

Gambar
Kudus yang dijuluki Kota Kretek sepertinya memang dilahirkan spesial. Ceritanya bermula ketika sekolah dasar aku belajar IPS dan salah satu bahasannya adalah masjid yang memiliki arsitektur menyerupai candi. There is a sparkling joy when I heard the story. Sampai akhirnya belasan tahun kemudian, aku ditakdirkan menginjakkan kakiku di Tanah Kudus. Bagi seorang pejalan sepertiku, jarang sekali menjadikan destinasi sebagai daya tarik utama. Tapi Kudus berbeda. Ada sesuatu yang magis menyusup masuk ke rongga dada ketika menyadari aku ada di tanah yang masjidnya aku kagumi bertahun tahun yang lalu. Tapii kali ini bukan Kudus yang akan aku bahas. Mungkin lain waktu.  Tulisan ini buat Sisna, gadis Jepara (dulunya) tapi kuliah dan berorganisasi di Kudus. Sepuluh hari yang lalu Sisna melangsungkan pernikahan dengan lelaki yang-bisa jadi dia tidak sadar-ditunggu selama ini. Jadi aku bermaksud memberi ucapan selamat yang agak panjang sebagai pengganti kehadiranku. Ah mungkin juga ini bukan ucapan

Sweet Home

Gambar
Dua hari yang lalu aku baru menuntaskan Drama Korea yang lagi hype di kalangan pencintanya. Judulnya Sweet Home. Drama 10 episode yang dibintangi oleh Song Kang, Lee Jin-wook, dan Lee Si-young ini berdasarkan webtoon dengan judul sama karya Kim Kan-bi dan Hwang Young-chan. Btw, tulisan ini berisi spoiler. Silakan skip kalau ndak mau dapet bocoran. Kebiasaanku kalau nonton film adalah tidak terlebih dahulu melakukan research mendalam tentang review atau genrenya. Tapi kali ini aku mendapat rekomemdasi dari teman, katanya : "kamu pasti suka". Setelahnya aku langsung mulai nonton dan menghabiskan seluruh episode dalam 2 hari. Karena durasi tiap episodenya nggak sampai satu jam, jadi bisa cepat selesai. Judul serial dan cerita yang dibawa sangat kontradiktif. Imajinasi kita membayangkan Sweet Home akan bercerita tentang cerita yang mani-manis. Tapi faktanya, totally wrong. Isi ceritanya tentang wabah mengerikan yang melanda Korea Selatan dimana manusia yang terinfeksi akan menjad

Untuk Isna

Gambar
Aku, Isna dan IMM is a complementary relation.  Tidak lengkap kalau kehilangan satu sama lain. Pertemuan pertama kita adalah Januari 2 tahun yang lalu. Berarti hari ini, sudah hampir 3 tahun aku kenal Isna.  Masih jelas di kepala, obrolan pertama aku dan Isna adalah di warmindo dekat lokasi pengkaderan kita dulu. Entah disengaja atau tidak, pembicaraan kami saat itu mengalir saja. Lancar sekali seperti sudah lama kenal. Aku tidak pernah menyesali takdir Tuhan yang menyuratkan pertemuan kami di hari itu. Karena hingga berminggu dan berbulan bulan kemudian obrolan seperti itu selalu hadir di antara kita. Selalu asik dan menyenangkan. Pernyataan di kalimat pertama postingan ini harusnya bisa menjelaskan semuanya. Tapi tetap butuh aku perjelas rasanya. Jika aku dan isna adalah dua entitas yang berbeda, maka IMM adalah penghubungnya. Sudah lebih dari 1000 hari sejak aku dan Isna bertemu pertamakali, dan sudah berbagai macam hal mencoba memutus hubungan aku dan isna. Tapi IMM selalu kembali

Aku dan Buku

Gambar
"Ketika nanti ada yang melamar, aku maunya dibawain seserahan apa ya?"   Sempat terlintas di kepala pertanyaan semacam itu. Maklum, usia hampir masuk seperempat abad, dimana pertanyaan-pertanyaan "kapan nikah" sudah akrab sekali di telinga. Lalu bermunculanlah berbagai macam bentuk perhiasan dan aneka rupa benda yang lazim dibawa untuk seserahan. Tapi kok ternyata nggak ada yang cocok yaa. Cincin, kalung, seperangkat make up atau skin care, pakaian dan lainnya memang menggoda. Namun, kalau kata Marie Kondo semua benda-benda itu ndak menimbulkan "sparkling joy". Sempat bertanya tanya juga ke diri sendiri : terus aku tu maunya apa?   Sampai akhirnya, jawaban pertanyaan itu adalah buku. Tumpukan kertas yang disatukan dan nggak membuat cantik serta mulus itu malah jadi hadiah yang paling aku inginkan. Jadi, lahir di tengah keluarga yang mengedepankan pendidikan membuat aku hari ini merasa punya privilege. Yaa meskipun tidak berbentuk materi, ternyata suka memb

Gosip for lyfe

Gambar
Sebelumnya, tulisan ini bukan usahaku untuk menghalalkan ghibah yaa guys ;) Ceritanya, tanggal 4 April lalu, adikku, Naban, menulis soal gosip di blog pribadinya. Buat yang belum baca, bisa dibaca dulu disini . Eh pas banget aku lagi cari inspirasi bahan tulisan, langsung ke-trigger deh sama tema tulisannya. Jadi, terimakasih untuk Naban dan gosipnya hehe. Disini aku cuma mau menggambarkan dari another view aja sii. Belum sehebat itu untuk melemparkan sanggahan. Di tulisannya, Naban menceritakan satu pengalaman yang disitu ada akunya. Responku ya cuma senyum-senyum aja. Wong emang benar begitu adanya. Ngobrolin something atau someone yang berkaitan sama Mu’allimin itu sexy buatku. Sepanjang ingatanku, tidak pernah membosankan kalo yang digosipin adalah saudara kita yang ganteng-ganteng itu. Mari lanjut ke topik utama. Disini, makna gosip yang dimaksud adalah “persebaran informasi” bukan “ghibah” yaa. Jadi kalau dimaknai seara luas ternyata gosip itu nggak semata mata ngomongin

April & Leo

Gambar
Hai, ini kita. Leo dan April Kemarin, penulis blog ini menghubungi kita. Katanya butuh konten postingan. Ternyata dia minta kita menceritakan tentang “kita”. Aneh banget emang maunya. Karena kita baik, dan dia sudah janji membelikan kami dua porsi ketoprak, mau tidak mau kita harus turuti dia. Sial, pandai sekali dia menyerang titik lemah kita. Loh, kalian ada yang belum tau cerita tentang ketoprak? Hmm...bisa dibaca dulu disini . Oke. kali ini Mas Leo yang akan mengawali cerita. *** Leo Tuhan, adakah angin yang lebih dingin dari malam ini? Kalau ada, yasudah tidak apa-apa. Memang Kau Maha Hebat untuk membuat hambaMu merasa tidak hebat. Ia berhasil membuatku merasa sangat kedinginan padahal suhu tubuhku sangat panas. Sibuk ini dan itu yang beberapa hari ini aku jalani ternyata menjadi jalur mulus bagi bakteri dan virus untuk menghinggapi tubuhku. Masuknya sendiri-sendiri tapi kemudian mereka reunian dan berkongsi membentuk pasukan berkompi-kompi, lalu menyerang sel darah

Who am I

Gambar
Malam jangan berlalu Jangan datang dulu terang Telah lama kutunggu Kuingin berdua denganmu Biar pagi datang Setelah aku memanggil terang (Payung Teduh) Isi dari kutipan lagu di atas sebenernya gak ada kaitannya sama sekali sama apa yang akan aku tulis. Kebetulan aja ketika aku mulai menulis, lagu yang keputer adalah lagu ini. Kebetulan juga, judulnya tepat : Mari Bercerita. Tentang apa? Tentang aku. Aku Nadiya Hasna Amrina. Golongan darah B rhesus positif. Lahir di Kota Metro, salah satu dari dua kota madya yang ada di provinsi Lampung. Dua puluh empat tahun lalu, tepat sehari setelah perayaan HUT Republik Indonesia aku lahir sebagai anak pertamanya Pak Sudarman dan Bu Nurhayati. Hingga sepuluh tahun kemudian, anaknya Bapak dan Ibuk terus nambah sampe jumlahnya ada lima. Entah direncanakan atau tidak, semua nama panggilannya diawali dengan huruf N : Nadiya (Nadiya Hasna Amrina), Naban (Nabhan Mudrik Alyaum), Nuha (Ulya Faqihatin Nuha), Naila (Naila Syakhsya Akmalia

Ketoprak & Hujan

Gambar
April Hai!  Aku April, gadis biasa-biasa saja, dari keluarga biasa-biasa saja, tapi hari ini aku mau cerita sesuatu yang tidak biasa biasa saja. Tiga hari lalu, ada yang menghubungi aku lewat chat-room Whatsapp. Sebenarnya ini bukan kali pertama namanya masuk dan muncul di notification bar ponsel pintarku . Lebih dari itu, bahkan namanya sudah rutin muncul dalam hidupku sejak 5 bulan yang lalu. "Kamu masih suka ketoprak nggak?" Pesan tersebut masuk disusul pesan selanjutnya sebelum aku sempat membalas bahkan berpikir mau membalas apa. "Kalau masih, makan yuk" Sore yang lengang di bilik indekosku mendadak menjadi riuh. Setelah aku cek, itu adalah debar jantungku yang mendadak memompa darah jauh lebih cepat dari beberapa menit lalu. Ditambah kupu-kupu yang tadi hampir lelap jadi kaget dan beterbangan kesana kemari menimbulkan rasa menggelitik di perutku. Dramatis sekali bukan? Leo Pukul 17.00 hari Sabtu, langit sore terpantau cera