Who am I




Malam jangan berlalu
Jangan datang dulu terang
Telah lama kutunggu
Kuingin berdua denganmu
Biar pagi datang
Setelah aku memanggil terang
(Payung Teduh)

Isi dari kutipan lagu di atas sebenernya gak ada kaitannya sama sekali sama apa yang akan aku tulis. Kebetulan aja ketika aku mulai menulis, lagu yang keputer adalah lagu ini. Kebetulan juga, judulnya tepat : Mari Bercerita. Tentang apa? Tentang aku.

Aku Nadiya Hasna Amrina. Golongan darah B rhesus positif. Lahir di Kota Metro, salah satu dari dua kota madya yang ada di provinsi Lampung. Dua puluh empat tahun lalu, tepat sehari setelah perayaan HUT Republik Indonesia aku lahir sebagai anak pertamanya Pak Sudarman dan Bu Nurhayati. Hingga sepuluh tahun kemudian, anaknya Bapak dan Ibuk terus nambah sampe jumlahnya ada lima. Entah direncanakan atau tidak, semua nama panggilannya diawali dengan huruf N : Nadiya (Nadiya Hasna Amrina), Naban (Nabhan Mudrik Alyaum), Nuha (Ulya Faqihatin Nuha), Naila (Naila Syakhsya Akmalia), Nahwan (Nahwan Najmud Dawlah).

Lanjut, dari semua elemen bumi yang ada di Avatar The Legend of Aang : api, air, tanah, udara, yang paling membuat aku terobsesi adalah angin. Kenapa? Karena mudah ditemukan. Sambil liat senja, ada angin. Sambil ngopi di cafe, ada angin. Sambil menikmati debur ombak di laut, ada angin. Di tengah hujan, ada angin. Saat pelangi muncul, angin juga ada. Jadi, angin itu dimana-mana ada. Saat kamu bahagia, dia ada. Saat kamu sedih juga tetap ada. Selain angin, obsesiku yang lain adalah tulisan. Menurut KBBI, tulisan adalah hasil menulis; barang yang ditulis; cara menulis. Kalau di-track  ke belakang, aku sudah dikenalkan sama tulisan bahkan sebelum aku masuk SD. Makanya kadang aku suka bingung ketika ada yang nanya “gimana si caranya biar suka baca?”, karena yang tau jawabannya itu Bapak sama Ibuk. Wong mereka yang membentuk aku jadi seperti sekarang ini. Terus sekarang, aku lagi mulai belajar menghasilkan tulisan sebagai wujud kalo aku beneran terobsesi wkwk.

Sampai tulisan ini dipost aku masih menyandang gelar mahasiswa dan segala warna-warninya. Masih berjuang bersama Laskar Semester Ujung yang harus ikhlas rebahan #dirumahsaja dan bimbingan online karena pandemi global yang sedang melanda bumi hari ini : Covid-19. Masih rutin mencatat daily activities dalam buku agenda sejak tahun 2013. Masih suka ngisi TTS sebagai upaya menghindari penyakit Alzheimer. Masih suka bertanya-tanya kenapa wafer Khong Guan itu cuma ada 2 biji doang di kaleng yang sebesar itu.

Harusnya menceritakan diri sendiri jadi hal yang mudah. Iyaa itu kalo as simple as put on your name and voila this is me. Tapi ternyata tidak, untuk memahami diri sendiri butuh waktu yang lama dan kontemplasi yang cukup dalam. Setelah ratusan purnama merenung dan bertanya-tanya ke diri sendiri, akhirnya hari ini aku bisa mendeklarasikan diri : I am an educator.

Aku, anak pertama dari pasangan pendidik. Ibuku guru, Bapakku gurunya mahasiswa a.k.a dosen, disekolahkan di Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah yang tagline-nya “Pendidikan 6 tahun bagi calon guru dan pemimpin putri Islam”, kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, sudah cukup bisa jadi alasan yang ‘memaksa’ aku untuk punya concern lebih di bidang pendidikan. Merasakan bagaimana bahagianya ketika ketemu guru yang menyenangkan dan bikin kita mengerti semua yang dijelaskan, juga merasakan bagaimana kadang ada guru yang entah kenapa isi materinya itu gak masuk-masuk ke otak aku bikin aku termotivasi untuk jadi guru jenis pertama. Baru-baru ini, ketika aku mencoba langsung mengajar murid di sekolah beneran, ada rasa bahagia yang “nagih” ketika kita lihat anak didik kita bisa memahami apa yang kita ajarkan. Selain itu, satu hal lagi yang bikin aku semangat jadi seorang pendidik adalah ketika mengajar aku selalu dipaksa untuk belajar lagi, karena to be a good educator we have to be a good learner.

Terakhir, aku adalah Nadiya Hasna Amrina, a queen who is busy to build a kingdom. Sekian.

Komentar

  1. Coba buat biografi yg rada utuh.kan dari bayi sudah ada catatannya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

2023: Final Review

Kubangan

Aku dan Buku