Sweet Home



Dua hari yang lalu aku baru menuntaskan Drama Korea yang lagi hype di kalangan pencintanya. Judulnya Sweet Home. Drama 10 episode yang dibintangi oleh Song Kang, Lee Jin-wook, dan Lee Si-young ini berdasarkan webtoon dengan judul sama karya Kim Kan-bi dan Hwang Young-chan.

Btw, tulisan ini berisi spoiler. Silakan skip kalau ndak mau dapet bocoran.

Kebiasaanku kalau nonton film adalah tidak terlebih dahulu melakukan research mendalam tentang review atau genrenya. Tapi kali ini aku mendapat rekomemdasi dari teman, katanya : "kamu pasti suka". Setelahnya aku langsung mulai nonton dan menghabiskan seluruh episode dalam 2 hari. Karena durasi tiap episodenya nggak sampai satu jam, jadi bisa cepat selesai.

Judul serial dan cerita yang dibawa sangat kontradiktif. Imajinasi kita membayangkan Sweet Home akan bercerita tentang cerita yang mani-manis. Tapi faktanya, totally wrong. Isi ceritanya tentang wabah mengerikan yang melanda Korea Selatan dimana manusia yang terinfeksi akan menjadi monster mengerikan. Setting tempat diambil di sebuah apartemen dimana penghuninya harus mengunci diri di dalamnya untuk melindungi diri dari monster-monster di luar apartemen. Selain itu mereka juga harus berjuang untuk bertahan dengan konflik internal yang terjadi di antara mereka. 

Yang menarik, judul serial ini memang tidak bisa dimaknai mentah-mentah sebagaimana gambaran Sweet Home yang ada di kepala kebanyakan orang. Tapi jika didalami makna tersiratnya, maka akan nampak deskripsi Sweet Home yang sesungguhnya.

Makna rumah 
Keberadaan mereka adalah gambaran keluarga dalam menghadapi tantangan dunia luar. Di tengah kekacauan dunia diluar apartemen, ada rumah yang bisa dijadikan tempat berlindung. Bagaimanapun buruknya tempat tersebut, rumah akan selalu menjadi tempat pulang paling nyaman.

Interaksi antar anggota keluarga juga digambarkan dengan menunjukkan bagaimana rasa memiliki mulai muncul setelah mereka terus bersama selama waktu tersebut. Tetap ada konflik-konflik pribadi seperti permusuhan adik dan kakak, atau seorang ibu yang memaksa keluar apartemen karena anaknya masih berada diluar apartemen. Ketika ada satu diantara mereka terinfeksi, tidak dibuang keluar gedung tetapi cukup diisolasi saja. Ini menunjukkan bagaimanapun buruknya kondisi kita, keluarga akan menjadi yang pertama menerima kita.

Fungsi-fungsi keluarga juga digambarkan melalui pengorbanan tokoh untuk untuk tokoh lainnya. Ada seorang tentara yang harus mengorbankan nyawa ketika harus menyelamatkan seorang gadis di luar apartemen. Ada juga seorang ibu yang kehilangan anaknya, tetapi kemudian mengabdikan diri untuk menjadi ibunya kakak beradik yang kehilangan ayah. Satu adegan pengorbanan paling menyentuh adalah ketika seorang guru yang agamis (dia selalu berdoa dalam berbagai kesempatan) bertarung melawan monster dan harus ikut dibakar bersama monster tersebut. 

Ambisi manusia
Value yang bisa diambil dari serial ini adalah soal pengendalian diri. Btw, ada beberapa kasus yang disebut "special infected". Mereka ini meskipun terinfeksi tapi tidak berubah menjadi monster karena mampu mengendalikan dirinya. Tanda-tanda terinfeksi yang terjadi adalah mimisan, pingsan dan halusinasi. Nah ketika berhalusinasi ini yang muncul adalah sisi lain diri mereka yang menghasut untuk melakukan ambisi negatif. Ketika diikuti, maka mereka berubah menjadi monster

Lalu ada salah satu dialog yang mengatakan "Ada monster yang tidak membunuh manusia, tapi apakah ada manusia yang tidak membunuh monster?". Jika dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, ini adalah miniatur kehidupan dimana kadang kita merasa disakiti padahal tanpa disadari kita juga sedang menyakiti makhluk lain di waktu yang bersamaan. Adegan ketika ada segerombolan manusia yang berambisi untuk memanfaatkan keadaan dan menghalalkan segala cara untuk kepentingannya adalah gambaran bagaimana musuh kita sebenarnya adalah manusia itu sendiri. 

Dalam hidup ini tidak ada yang namanya hitam dan putih. Manusia secara naluriah memiliki rasa kasih dan sayang. Sejahat apapun dirinya pasti memiliki sisi hati yang lembut. Ini digambarkan bagaimana seorang gangster sangat kehilangan sosok guru bahasa korea yang mengorbankan dirinya melawan monster. Padahal gangster tersebut telah melakukan pembunuhan yang sangat keji dan dianggap tidak punya hati tetapi tetap merasakan sedih ketika kehilangan.

Oke, cukup sampai sini saja interpretasi Sweet Home dari aku. Tidak ada karya yang buruk, yang ada hanya karya yang gagal dinikmati. Sekian

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2023: Final Review

Kubangan

Aku dan Buku