The Journey: Bali, Semarang, dan Rangkuman Kenangan
Tanjung Benoa, Bali |
Jogja-Bali dan kenangan baru
Bulan Juni lalu, gempuran serangan tugas di akhir semester membuat aku ada di titik jenuh dan lelah yang akhirnya bikin aku memutuskan aku harus 'liburan beneran' setelah UAS selesai. Maka, aku memutuskan untuk berlibur ke Bali karena rasanya perjalanan singkat tidak bisa jadi obat menghilangkan mumet, jadi aku harus cari destinasi baru yang lebih panjang dan menantang. Di bulan Mei, aku pun mulai merencanakan perjalanan dan akhirnya Bali menjadi destinasi pilihanku setelah menghitung kondisi keuangan dan waktu perjalanan yang diperlukan. Selama ini, aku kira biaya yang dibutuhkan untuk ke Bali tuh mahal banget. Tapi ternyata, kali ini aku justru menemkan bahwa Bali justru jadi pilihan liburan yang biayanya paling murah di antara pilihan lain yang masuk ke dalam daftar destinasiku.
Masjid di Tanjung Benoa |
Singkat cerita, aku menghabiskan enam hari lima malam untuk trip Jogja-Bali. Waktu di Bali aku habiskan selama empat hari tiga malam. Terasa singkat sekali sehingga aku tidak sempat eksplorasi Pulau Dewata sampai ke selipannya, tapi aku sangat puas karena akhirnya aku menginjakkan tanah Bali untuk pertama kalinya. Selama perjalanan juga banyak sekali hal-hal yang baru aku rasakan untuk pertama kali, seperti: naik KA Sri Tanjung sampe rute terakhirnya, ketemu sama turis asing di kereta, melakukan penyebrangan selat Bali, dan lihat Danau Beratan di Bedugul. Ada banyak yang lainnya, nanti kuceritakan kisah trip Bali ini di lain kesempatan deh
Yang pasti, perjalanan Jogja-Bali ini walaupun jauh dari kata proper dengan bayangan liburan mewah dan estetik, tapi aku puas banget bisa kembali merasakan adrenalin main ke tempat yang sama sekali baru. Ditambah lagi, momen main kali ini juga jadi momen silaturahmi dengan kedok numpang nginep. Dapet sambung rasanya, dapet juga benefit nginep gratisnya wkwk. Daftar kenangan perjalananku akhirnya update setelah sekian lama gak ada perkembangan. Terima kasih Bali!
Eks Pelabuhan Singaraja, Bali |
Jogja-Semarang dan kenangan masa lalu
Kalau Bali adalah kenangan baru, maka Semarang adalah kenangan lama yang terasa baru. Tahun 2012, yang mana sudah lebih dari 10 tahun, aku pernah main ke Semarang. Lalu akhirnya aku berkunjung lagi dengan rute, alasan, dan kisah yang tentu sama sekali berbeda. Alasanku main ke Semarang tu cuma karena mau ketemu sama ibuku yang lagi study tour dan mau cobain naik KA Banyubiru. Alasan lainnya: karena tiketnya murah hehehe.
Kota Lama Semarang |
Walaupun sebelumnya aku sudah pernah ke Semarang, tapi perjalanan ini rasanya sama sekali berbeda. Kalau dulu tripnya bareng temen-temen MTs setelah kelulusan UN, sekarang ini perjalanannya dijalani sendirian oleh Nadiya yang usianya udah 27 tahun. Wow, time flies. Sepanjang perjalanan juga aku sangat menikmati dan menghikmati rute KA Banyubiru yang ternyata melintasi rel kereta pertama di Indonesia. Stasiun yang dilewati pun cuma sedikit, dan spesialnya, stasiun-stasiun adalah stasiun tua yang sudah berusia lebih dari 100 tahun.
Selain aku mengenang cerita perjalananku ke Semarang 11 tahun lalu, aku juga rasanya seperti melakukan wisata masa lalu selama perjalanan di kereta dan juga sesampainya di Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng. Begitu keluar areal stasiun, kita langsung disambut dengan bangunan-bangunan lawas yang jadi bagian dari Kota Lama. Pemandangan yang bikin aku serasa kembali ke masa lalu saat tentara kolonial masih tinggal di bumi pertiwi.
Gedung tua di perjalanan |
Waktu yang kuhabiskan di Semarang cuma sehari, tapi kesan yang tertinggal dan kenangan yang hinggap dalam diriku sepertinya akan tetap hadir sampai ribuan hari. Semoga, ya.
Sekian dulu cerita soal kenangannya. Terima kasih yang sudah membaca sampai sini.
Salam,
Nadiya
Komentar
Posting Komentar