2023: Final Review


Halo! Salam dari Nadiya dan segelas matcha frappe yang tinggal sisa sedikit di hadapanku. Pekan pertama 2024 sudah berlalu, tapi rasanya gak lengkap kalau gak bikin wrap-up 2023 untuk banyak momen yang sudah dilewati. Sengaja diposting sedikit terlambat supaya gak dianggap mengglorifikasi tahun baru nih hehehe. Aku hanya mau merayakan pencapaian sederhana dan menemukan kebahagiaan kecil yang berserakan untuk disatukan jadi kenangan manis, setidaknya untuk aku sendiri. Terus, karena sepanjang 2023 ini aku cukup intens berteman dan menjalin love-hate relationship dengan artikel dalam jurnal ilmiah, entah hanya membaca isinya atau dapet tugas untuk bikin ulasan. Akhirnya aku juga jadi tertarik buat memaknai bagian-bagian yang ada dalam artikel ilmiah lebih dari sekadar bacaan untuk memenuhi kebutuhan akademik. Ternyata tanpa disadari selama ini diriku tu menemukan banyak nasihat dan penemuan soal makna hidup sepanjang interaksiku dengan tulisan-tulisan ilmiah yang kaku dan gak asik itu. Kalo dalam artikel ilmiah, part ini jadi abstraknya nih.

Kata kunci: refleksi, kritisi, evaluasi, apresiasi 

Introduction

Di latar belakang, segala sesuatu berkenaan dengan alasan apa yang mendasari penelitian hadir disini. Pertanyaan yang selalu muncul saat membahas bagian ini adalah "Jadi masalahmu apa?". Pokoknya, siap nggak siap, kalo kamu mau melakukan penelitian ya harus punya masalah. Dari sini akhirnya aku menemukan bahwa kehadiran masalah dalam hidup adalah suatu keniscayaan. Semakin banyak masalah yang dimunculkan di latar belakang, akan semakin berwarna juga temuan yang dihasilkan di akhir penelitian. Begitu juga dalam hidup, kalau masalahnya banyak berarti akan ada warna-warni yang dirahasiakan semesta untuk bisa dinikmati setelahnya. Ketika hidup udah mumet sama masalah-masalah yang muncul, saatnya bilang ke diri sendiri: Sabar dikit lagi ya, ini masih latar belakang... 

Literature Review

Di bagian ini, kita berlatih untuk 'tabayun' dan memastikan semua opini kita di latar belakang tuh ada teorinya, bukan cuma fafifu wasweswos doang tapi gak berdasar. Teori yang dimunculkan juga harus otoritatif yang pantas dan reputable untuk dijadikan sandaran. Dalam prosesnya, kita harus melakukan perbandingan penelitian orang lain dan penelitian yang akan kita lakukan untuk menemukan kekosongan dan kebaruan. Sisi pahitnya, akan ada fase dimana bahkan kita sendiri mempertanyakan hal-hal yang sudah kita bahas. Gak usah orang lain, kita aja bisa banget ragu sama apa yang sedang kita lakukan. Maka, latihan kehidupan di fase ini adalah, membandingkan diri sendiri dan orang lain itu perlu tapi tidak semua jenis perbandingan adalah bentuk persaingan siapa yang paling baik atau siapa paling tidak baik. Nah, boleh jadi proses ini adalah membandingkan untuk sama-sama jadi baik dan sebuah usaha untuk jadi lebih baik di antara yang sudah baik. So, lakukan 'previous research' dalam hidupmu hanya untuk menemukan gap and novelty bukan untuk merutuki diri sendiri.    

Methodology

Hidup itu ada tata caranya, gak bisa ngawur dan menganggap semua hal bisa diselesaikan dengan hanya satu jenis jalan keluar. Bahkan bisa jadi, metode yang kita pilih di awal ternyata bukan yang terbaik untuk memberikan hasil seperti harapan. Tapi, di proses ini kita perlu pilih satu jalan terbaik yang buat menyelesaikan masalah yang diangkat dan menjawab pertanyaan yang dimunculkan. Karena, kalau sampai salah pilih metode, hasil yang muncul juga bakal gak sesuai. Ini seperti ujian kesabaran yang bentuknya adalah tes terhadap tebalnya keyakinan kita tentang jalan yang kita ambil. Pada suatu hari, Bapak pernah bilang kalau godaan orang garap tugas akhir itu (re: skripsi, tesis, dll.) salah satunya adalah akan ada masanya kita tergoda sama metode yang lebih baik sehingga muncullah keinginan untuk berhenti dan ganti metode. Lalu Bapak melanjutkan, "Satu-satunya jalan untuk lolos dari godaan adalah jangan berhenti."

Results and Findings

Bagian ini jadi yang paling banyak kasih nasihat ke diriku dalam proses pengerjaannya. Proses krusial dimana kita merangkum semua temuan dan hasil analisa data jadi sebuah gambaran utuh. Disini juga aku jadi melihat bahwa kita harus siap dengan hasil apapun dari apa yang kita sudah (atau sedang) usahakan. Hasil baik dan hasil buruk itu bukan penentunya, tapi baik buruknya proses justru yang memegang peran besar nilai moral seorang peneliti. Bahwa kadang, ada penelitian yang gagal dan hasilnya tidak sesuai dengan perkiraan, tapi ternyata bisa dicoba lagi dengan metode yang berbeda. Perlu dilakukan evaluasi kenapa metodenya gak works, perlu ditanyakan lagi jangan-jangan tujuan penelitiannya belum fit in sama masalahnya, perlu diyakinkan lagi apakah sistematikanya sudah jalan sesuai aturan dan etika. Setelah ini, bisa jadi penelitian yang gagal ini malah bisa masuk tipe penelitian RnD (research and development). Justru kamau proses penelitiannya berhasil tanpa ada halangan yang berarti, itu yang harusnya dicurigai. Begitu juga hidup, kadang kita harus mensyukuri kalo sesekali yang gak enaknya. Karena kalo ujian hidup pake kesenangan itu biasanya susah, salah salah malah jadi istidraj.

Conclusions 

Kesimpulannya, seperti melakukan riset ilmiah, hidup juga perlu di-setting dan dipersiapkan sebaik mungkin, tapi ekspektasi akan hasilnya perlu dibuat sefleksibel mungkin. Bagian kesimpulan ini jadi yang paling mudah dilakukan dan juga paling singkat karena proses panjang dan sulitnya udah dilalui jauh di belakang sana. Di tahap ini, kita tinggal menikmati hasilnya aja. Jadi, kalau hidup rasanya masih berat dan gak jelas, sabar ya. Kamu cuma belum sampai di kesimpulan. Have a nice day semuanya, selamat menjalani riset kehidupan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kubangan

Aku dan Buku