Satu Hari di Krandonia

 

Sabtu (01/04) kemarin, mengawali April dengan buka bersama teman-teman sekelasku. Sebelum itu, di awal Ramadhan aku melihat konten Instagram yang isinya adalah opini berlawanan soal buka bersama. Yang satu dari seorang komika Nopek, dalam kontennya beliau sambat gak mau hadir buka bersama karena gak siap jadi pendengar cerita pencapaian orang lain. Terus satu konten lagi muncul dari Mas Agus Magelangan yang justru menyarankan untuk datang buka bersama aja karena "Sing pamer pencapaian ki paling mung siji loro thok." kata beliau. Dua hal berlawanan itu juga terjadi di aku. Sempat terselip rasa takut setiap kali mau ada momen kumpul-kumpul semacam ini, tapi selalu juga berakhir dengan bilang bahwa ini adalah rasa takut yang tidak pernah aku sesali. 

Krandonia itu adalah nama sebutan untuk daerah tempat tinggalnya Ibu Tri, teman sekelasku yang jadi tuan rumah agenda ini. Untuk aku yang baru pertama kalinya menginjakkan kaki di Krandonia, ternyata ada beberapa hal yang kutemukan dan rasakan di Krandonia. Perjalanan seharian yang maknanya sangat dalam. Jadi, ayo kita cerita soal satu hari di Krandonia.

Pertama, perjalanan ke Krandonia. Selama dulu tinggal 6 tahun di Jogja plus sekarang tinggal hampir setahun lamanya, aku belum pernah menemukan perjalanan dengan pemandangan sawah yang secakep ituu. Padatnya Jalan Godean yang agak bikin emosi jadi gak terasa setelah mulai disambut dengan ijo-ijo yang cantik banget. Suasana rumah Ibu Tri yang jauh dari hiruk pikuk kota bikin aku sejenak bisa mengendurkan otot dan pikiran yang spaneng karena tugas-tugas kuliah wkwk.

 

Kedua, tentang buka bersama. Buka bersama di Krandonia ini juga jadi buka bersama pertamaku bareng sama teman-teman sekelas di MPBI-B. Untuk pertamakalinya juga aku ditampar sama keadaan soal rasa takut join agenda buka bersama yang isinya flexing. Buka bersama kali ini jauh banget dari ajang pamer pencapaian. Yang terjadi justru buka bersama ini jadi momen bonding buat kita semua. Kita bareng-bareng nyiapin hidangan, setelahnya kita menghabiskan waktu dengan asik banget ngobrol sana sini. Oiya, yang ikutan agenda ini nggak hanya temen-temen muslim aja tapi juga dari temen-temen lintas agama. Soalnya kan ini buka bersama temen sekelas, bukan buka bersama temen seagama hehehe.

Sejak itu, aku akhirnya bisa kembali memaknai buka bersama sebagai momen silaturahmi dan update kehidupan ketimbang sebagai momen pamer pencapaian. Kalaupun ada yang pamer pencapaian, ya gak papa. Aku bersedia kok dengerin ceritanya. Toh buka bersama kan cuma setahun sekali. Kalau ada ajakan buka bersama yang mau dihindari, juga gak papa. Kan pilihannya ada di kamu. Tapi buka bersama di Krandonia adalah buka bersama yang akan aku ikuti sepenuh hati. 

 

Tulisan ini aku unggah setelah Ramadhan sudah hampir habis sebagai penutup bulan suci ini dan penutup momen-momen buka bersama yang baru bisa kita rasakan di tahun depan. Itu pun kita nggak tau apakah masih ada kesempatan untuk kembali jumpa untuk bersama kan? Terima kasih sudah membaca sampai sini. Jujur ini tulisan kepepetku karena Februari dan Maret kemarin aku udah skip posting di blog. Jangan sampai bulan ini juga skip huhuhu.  

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

2023: Final Review

Kubangan

Aku dan Buku