Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2021

The Journey : Packing ala Nadiya

Gambar
Aku terinspirasi Windy Ariestanty melalui salah satu tulisannya, bahwa hidup itu seperti proses packing ketika akan melakukan perjalanan. Kita harus memilah dan memilih barang apa saja yang harus dibawa seperti kita memilih siapa saja yang kita izinkan masuk ke dalam kehidupan kita. Barang barang yang kita bawa pun diklasifikasikan lagi penting nggak pentingnya, misalnya aku, bawa buku jauh lebih penting buat aku daripada bawa pakaian lebih. Dibaca atau nggak dibaca, pokoknya harus bawa. Prinsip ini juga sama dengan prioritas hidup. Ada hal-hal yang harus kita pertahankan, ada juga beberapa hal yang harus kita relakan ketidakberadaannya. Menata barang di dalam tas atau koper pun ada tekniknya, salah-salah bisa gak cukup dan bahkan bisa merusak. Dalam hidup pun, kita punya kuasa penuh atas hidup. Menatanya sedemikian rupa agar terasa pas untuk dijalani, memutuskan meletakkan masalah ini di lokasi yang mudah dijangkau ataukah diselipkan di kantong tambahan sebagai usaha melupakan. Kita h

Aku dan Muhammadiyah

Gambar
Hari ini, 18 Juli 2021 atau bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1442 merupakan hari bersejarah karena ada dua milad yang terjadi dalam satu hari. Milad Muhammadiyah ke-112 dan Milad IPM ke-60. Tulisan di blog ini hanya cerita lepas mengenang masa lalu bersama Muhammadiyah sebagai ucapan terima kasih saja si, sekaligus merayakan momentum milad dua organisasi ini. Lihat teman-teman di Twitter asik sekali pamer cerita selama di IPM, membuat aku menyadari kalau aku gak ada kenangan berarti di IPM wkwk. Tapi tetep, lahir dari keluarga Muhammadiyah, membuat aku menganggap Muhammadiyah sebagai bagian dari hidupku. Dan memang benar. Hampir seluruh usiaku, aku habiskan dengan menjadi bagian dari Muhammadiyah. Hingga pada akhirnya, aku bisa simpulkan Muhammadiyah adalah komponen penting yang menemani proses aku tumbuh jadi dewasa. Makanya aku gatel mau cerita juga, tapi keterbatasan karakter di Twiiter bikin gak bebas ngoceh. Briefing Volunteer Lazismu Kenangan pertamakali interaksi aku dengan Muhamm

Jika Tuhan Maha Mendengar, Untuk Apa Kita Berdo'a?

Gambar
Aku buat tulisan ini tujuannya tidak untuk menggurui siapapun. Hanya sebuah refleksi diri dan upaya kilas balik atas perjalanan menemukan sesuatu. Pun jika kamu yang baca ini mengharapkan isinya akan sangat relijius, mohon maaf you will not find it. Mungkin akan ada beberapa ayat al-Qur'an, tapi banyak lainnya adalah murni cerita dan perspektifku sendiri. Aku juga tidak menulis ini untuk memberitahu bahwa apa yang aku lakukan sudah benar dan sempurna. Aku hanya menguji kemampuanku untuk mendeskripsikan perubahan yang terjadi padaku.  Pertanyaan "Jika Tuhan Maha Mendengar, untuk apa berdo'a?" pernah muncul dari diriku sendiri bertahun-tahun yang lalu. Seiring berjalannya waktu dan aku sudah melewati berbagai proses untuk dilalui, aku mulai bisa menjawab pertanyaan nakal itu. Ini sebuah proses yang cukup panjang, yang cocok disandingkan dengan frasa "biar waktu yang menjawab". Pada masanya, aku merasa bahwa terpikirkan pertanyaan seperti itu bahaya untuk kelan